Migrasi Web Statis Dari Wordpress Ke JAMStack

Masih terhitung beberapa minggu pengalaman Digimoclub merasakan sensasi menggunakan Web Statis atau yang saat ini istilah kerennya adalah JAMStack. Sejauh ini yang terasa setelah perpindahan dari CMS Wordpress ke Jamstack adalah Kecepatan loading, efisiensi menulis artikel dan proses generate dan deploy ke berbagai server dengan sangat mudah.

Web Statis sebenarnya sudah ada sejak lama tapi di Indonesia khususnya saat ini mulai banyak webmaster yang beralih memakai nya terlebih dari pengguna wordpress salah satu tujuan utama nya adalah dari sisi keamanannya dan lebih ekonomis (Baca: MURAH).

Lalu apa itu Web Statis, Jamstack dan Static Site Generator (SSG)? Secara fungsi sebenarnya Jamstack dan SSG adalah sama-sama bagian dari Web Statis jadi disini yang harus Kamu ketahui terlebih dahulu adalah Perbedaan WEB STATIS dengan WEB DINAMIS.

Perbedaan Web Statis Dan Web Dinamis

Berdasarkan proses mendevelop atau memilih sebuah jenis website yang cocok untuk di pakai sesuai keperluan nya di bagi menjadi 2 berdasarkan fungsi nya yaitu Web Statis dan Web Dinamis.
pengalaman-migrasi-ke-jamstack

Apa Itu Web Statis

Website statis jauh lebih sederhana, cenderung aman dari serangan hacker, tidak rentan dari kesalahan teknis dan lebih mudah ditemukan oleh Search engine. Akan tetapi konten website statis hanya dapat diubah atau diperbarui secara manual.

Perubahan biasanya dilakukan menggunakan bantuan program text editor atau program desain website. Setiap informasi yang ditampilkan pada website statis diatur dengan menggunakan bahasa HTML (Hypertext Markup Language). Tentunya perubahan sekecil apapun hanya bisa dilakukan oleh web designer atau web programmer.

Kelebihan Website statis

  • Cepat untuk dikembangkan
  • Efisien untuk dikembangkan
  • Efisien saat disimpan pada web hosting

Kekurangan Website statis

  • Membutuhkan tenaga ahli untuk melakukan perubahan pada website
  • Situs menjadi kurang bermanfaat bagi pengunjung
  • Konten website yang usang

Apa Itu Web Dinamis?

Berbeda dengan website statis, Website Dinamis memiliki konten yang bisa beradaptasi menyesuaikan interaksi pengunjung website. Perubahan konten pada website dinamis dijalankan oleh aplikasi secara berkala, seperti pada website berita.

Kebanyakan website dinamis dikembangkan dan dijalankan pada web server dengan bahasa pemrograman server-side scripting (ASP, JSP, Perl, PHP, Phyton). Baik bahasa permrograman client maupun Server-side digunakan pada website yang selalu mengalami perubahan konten dan memiliki fitur interaktif yang kompleks.

Website Dinamis menawarkan banyak fleksibilitas, tetapi proses untuk menjalankan halaman website dengan gabungan konten yang unik di setiap halaman membutuhkan web server yang canggih dengan kecepatan yang tinggi. Bahkan server yang memadai pun bisa kewalahan jika mendapatkan banyak permintaan data dari website dinamis dalam waktu singkat.

Konten dalam website dinamis juga harus dioptimasi secara khusus supaya lebih ramah dengan Search engine.

Keuntungan Website Dinamis

  • Memiliki banyak fitur tambahan
  • Lebih mudah dikembangkan
  • Lebih mudah menambah konten baru yang akan menarik pengunjung dari search engine
  • Memiliki fitur yang memudahkan pengelola dan pengguna untuk bekerjasama

Kekurangan Website Dinamis

  • Membutuhkan waktu yang relatif lama dan dana lebih untuk pengembangannya
  • Membutuhkan biaya hosting yang lebih mahal

pengalaman-migrasi-ke-jamstack

Pengenalan JAMStack

Seiring perkembangannya ternyata saat ini Web Statis bertranformasi menjadi sesuatu hal yang lebih powerful dengan adanya kehadirannya JAMSTACK atau SSG. Mengapa?

Karena Jamstack menyempurnakan fungsi nya karena terdapat client-side app javascript, api dan markup. Sesuai hal itu lah arti dari kepanjangan Jamstack yaitu Javacript, API and Markup.

Jika Kamu mampir ke Official Jamstack dikatakan JAMStack tidak terpaku pada teknologi spesifik, namun lebih kepada inovasi dalam proses membangun sebuah website dengan performa yang jauh lebih baik, lebih aman, lebih murah dan mempunyai sisi develepor experience yang sangat baik.

Sebuah website dikatakan masuk dalam kriteria JAMStack apabila:

  • Menggunakan Javascript sebagai client side app yang meng-handle request dan response. Bisa framework apa saja bahkan plain Javascript
  • Semua proses di server atau database menggunakan API yang diakses menggunakan Javascript.
  • Semua halaman yang bisa diakses oleh pengguna telah sebelumnya dibuat secara statis ketika proses deploy, bisa menggunakan static site generator ataupun build tools web app.

Dari penjelasan di atas maka Kamu sudah bisa mengetahui jika Web masih di bangun menggunakan Content Management System (CMS) seperti Wordpress, magento, drupal dan lainnya maka semua aplikasi atau website tersebut belum masuk ke dalam kriteria JAMStack.

Kelebihan JAMStack

  • Mempermudah scaling, karena semua aplikasi beserta kontennya disajikan manggunakan Content Delivery Network (CDN)
  • Lebih Aman, ketidakberadaannya database, plugin ataupun script dinamis server (misal: PHP, Node) meniadakan pula potensi injeksi kode maupun eksploitasi.
  • Lebih Cepat, lagi-lagi karena halaman-halaman konten telah dibuat statis terlebih dahulu pada saat proses build dan disajikan melalui CDN
  • Memiliki developer experience yang lebih baik, pemisahan antara proses build dan hosting serta mempermudah proses pembaruan kode membuat developer lebih fokus dalam bekerja.

Apa Itu Static Site Generator?

Sebenarnya SSG adalah salah satu open source yang mendukung proses teknologi JAMSstack. Sebenarnya masih banyak tools pendukung lainnya seperti GIT, webpack, postCSS dan lain sebagainya. Tapi Static Site Generator merupakan salah satu yang terpopuler untuk solusi mudah membuat website JAMStack.

Berikut ini untuk wawasan Kamu dalam mengenal berbagai lingkup yang dapat digunakan untuk proses develop JAMStack.

Framework Javascript

  • AngularJS
  • Jquery
  • Vue
  • React
  • Plain (Vanilla) Javascript

Static Site Generator

  • Gatsby
  • Jekyll
  • Hexo
  • NUXT
  • Hugo
  • Metalsmith

Build Tools (Install)

  • Babel
  • Grunt
  • Gulp
  • Webpack
  • PostCSS

Build Tools (Task)

  • Bower
  • npm
  • Yarn
  • Yeoman

Headless CMS

  • Strapi
  • Forestry
  • ButterCMS
  • Zesty.io

Utility API

  • Algolia
  • Disqus
  • Auth0
  • Stripe

Git

  • Bitbucket
  • Github
  • Gitlab

Hosting/CDN

  • Akamai
  • AWS
  • Github Pages
  • Netlify
  • ZEIT
  • Surge.sh
  • Firebase

Backend

  • Apollo
  • Amazon S3
  • Graphene
  • GraphQL
  • Heroku

PENGALAMAN DAN KESIMPULAN

pengalaman-migrasi-ke-jamstack
Salah satu hasil yang bisa Kamu lihat adalah Blog ini karena di buat dari SSG Hexo dan inilah salah satu yang menurut Digimoclub paling mudah untuk di develop bahkan bagi pemula sekalipun jadi kalau Kamu berminat untuk membuat website JAMStack maka Hexo bisa menjadi rekomendasi nya.

Dimana bisa mempelajari lebih lanjut? Kamu bisa langsung mampir ke Tutorial Hexo ini dimana panduan nya cukup lengkap dan mudah untuk di ikuti.

Jadi bagaimana pengalaman migrasi web statis dari Wordpress ke JAMStack? Sampai saat ini bisa dikatakan sangatlah cocok untuk Kamu yang mempunyai struktur website berupa Blog, portfolio atau landing page mulai mencoba untuk menggunakan SSG.

Dan tenang aja karena ada grup telegram nya juga dimana disana kamu juga akan bebas sharing apabila ada kendala saat mendevelop JAMStack Kamu karena banyak senior disana yang tidak pelit ilmu untuk di bagikan. So silahkan gabung ke Grup JAMStack Indonesia.

Referensi:

  • jamstack.org
  • hexo.io
  • infodigimarket.com
  • potretin.com
Author: Michael IMO
Link: http://yoursite.com/pengalaman-migrasi-ke-jamstack/
Copyright Notice: All articles in this blog are licensed under CC BY-NC-SA 4.0 unless stating additionally.
Donate
  • GOPAY
  • LINKAJA

Comment